- Home
- Kota Krui Pesisir Barat
- Krui Pesisir Barat
Krui Pesisir Barat
Sejarah Kerajaan Penggawa Lima
adalah awal dari berdirinya daerah krui, mereka adalah orang-orang yang
pertamakali memulai kehidupan di daerah krui, walaupun sekarang ini masyarakat
krui sendiri majemuk dan sudah banyak yang berasal dari luar daerah. Menurut
lagenda dari nenek moyang yang sudah ada sejak turun temurun, saya akan mencoba
menceritakan sejarah yang masih di ingat oleh masyarakat krui. Nenek moyang
orang krui sebagian berasal dari Sekala Berak, tetapi untuk nenek moyang dari
kerajaan Penggawa Lima itu berasal dari Banten. Lampung pada zaman dahulu
merupakan rumah serta tempat tinggal ke dua bagi kesultanan Banten, hal ini
seperti yang telah disebutkan dalam Piagam Bojong, pada tahun 1500-1800
M, Lampung telah dikuasai oleh Kesultanan Banten.
Tertulis sebuah kisah tentang
Lumia Ralang, ada seorang ksatria yang sangat gagah berani, berasal dari Pantau
Kota Besi, nenek moyang Lumea ralang berasal dari salah satu keluarga kerajaan
Banten yaitu Pangeran Tanah Jaw (yang masih ada hubungan keluarga dengan Jaya
Lalena) mereka mencari tanah untuk kehidupan yang lebih baik. Mereka
berlayar dari daerah Banten dan terdampar di Manna Bengkulu, setelah sudah
cukup lama tinggal di Manna mereka meneruskan perjalanan sampai di Semende
Makekau dan mereka memilih untuk menetap disana, serta membuka lahan pertanian
dan perkebunan disana. Dari Semende Makejau mereka melanjutkan lagi perjalanan
ke Rantau Nipis, Ranau mereka mendirikan sebuah kerajaan kecil, mereka merasa
kehidupan di Ranau tidak berkembang merekapun melanjutkan pindah ke Salipas,
mereka cukup lama menetap di Salipas, kemudian Raja Sukau meminta mereka
untuk tunduk patuh pada kekuasaan Raja Sukau. Kemudian akhirnya mereka pindah
lagi ke Pantau-Kota Besi, disana mereka hidup rukun berdampingan dengan
masyarakat Skala Berak. Kemudian tidak lama dari itu Pantau-Kota Besi
dipengaruhi oleh Raja Belalau yang mendapat dukungan kuat dari kerajaan
Pagaruyung. Itu sebabnya Lumea Ralang yang pada waktu itu mewarisi tahta
ayahnya, berniat untuk mencari tanah baru untuk memindahkan kerajaannya. Pada
suatu ketika, berangkatlah Lumia Ralang beserta pasukannya mencari tanah baru,
bersama saudara-saudaranya yang masih memiliki hubungan darah dengan beberapa
Raja dari kepaksian Paksi Pak Sekala Berak diantaranya ; Raja Panglima dari
Senangkal, Banding, Raja Nurkadim dari Raja Belang dari Way Tegaga, Raja
Penyukang Alam Dari Kageringan, Raja Nungkah Nungkeh Degom Pemasok Rulah dari
Teratas.
Kemudian mereka berjalan
memasuki hutan dan menyusuri sepanjang hulu sungai Way La’ay, sampailah meraka
di muara Way La’ay, disana mereka mendengar suara gemuruh, saat diperiksa
mereka melihat danau yang sangat besar dengan gulungan air sampai ke darat dan
rasa air itu asin. Setelahitu sereka melanjutkan perjalanan ke selatan disana mereka
bertemu dengan kera-kera yang begitu banyak, mereka memanggil kera itu dengan
teriakan , kera ui,kera ui.., kera ui. Untuk sementara mereka mendirikan
gubuk-gubuk dan mereka menyebut tempat itu dengan nama kera ui, dan sungan
besar yang ada disana mereka namakan Way La’ay., dari sinilah bagaimana asal
usul adanya kota krui.
Mereka memeriksa disekeliling
daerah itu untuk memastikan bahwa tidak ada kerajaan lain yang berkuasa disana.
Mereka berjalan kearah utara sampai ke Muara Batas Bintuhan, dan kearah selatan
sampai ke Way Meluang, Batas Semangka, kemudian mereka berjalan ke timur masuk
ke dalam hutan, di dalam hutan itu mereka bertemu dengan suku tumi (suku kubu
atau suku pedalaman). Pada malam harinya suku tumi lakukan penyerangan untuk
merampas persediaan makanan mereka, akhirnya terjadilah perperangan dan akhinya
suku tumi kalah. Setelah menyusuri beberapa penjuru di daerah itu mereka
akhirnya memutuskan bahwa sepanjang daerah pesissir dari Muara tanda batas
Bintuhan sampai Way Meluang batas Semangka, disanalah bakan menjadi tempat anak
cucu mereka hidup dan bercocok tanam atau berkebun. Mereka mendirikan kerajaan
di Way Mehenai sampai Way Haluan, kerajaan itu diberi nama “Penggawa Lima”,
yang berarti kerajaan itu didirikan oleh lima punggawa. Masing-masing punggawa
menempati disetiap penjuru tanah penggawa itu :
- Raja Penyukang
Alam ditempatkan di Cukuh Mersa (Bandar),
- Raja Nurkadim
ditempatkan di Pematang Gedung (Pekon Balak-La’ay),
- Raja Balang
ditempatkan di Pematang Gedung (Pekon La’ay),
- Raja Panglima
ditempatkan di Pekon Teba (Perpasan),
- Raja Nungkah
Nangkeh Dego Pemasok Rulah ditempatkan di Pagar Dewa (Bah Binjai).
Sedangkan
Lumea Ralang itu sendiri mendirikan Istana diatas Pantau (Penggawa Lima Ilir),
yang kemudian kekuasaanya digantikan oleh anaknya ; Raja Alam Tegak Buwok.
Demikianlah uraian cerita tentang sejarah asal mula kota krui, agar kita tidak
akan lupa sejarah kota dimana kita tinggal dan dilahirkan, semoga cerita
sejarah tentang Krui
Pesisir Barat ini
bermamfaat buat kita semua, terimakasih.
Subscribe via Email
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Krui Pesisir Barat"
Posting Komentar